Jumat, 03 Februari 2012

Kembali ke Rumah Sakit

Udah baca ceritaku sebelum ini ? Itu lho.. cerita yang aku doyan tidur. Dimana mana tidur. Saking banyaknya tidur, ketika tamu berdatanganpun aku tidur. Ternyata.... begini ceritanya..
Aku melewatkan kontrol dokter di hari ke-7 kelahiranku, karena masih suasana lebaran. Baru minggu depannya Umi dan Abi membawaku ke Rumah Sakit AL Islam. Dokter anak yang menanganiku namanya dokter Djatnika. Orangnya sudah sepuh, tampak bijaksana dan sabar.
Ketika diperiksa itulah, ketahuan bahwa aku sakit kuning /jaundice.Mulanya Ummi dan Abi tidak percaya, biasanya sakit kuning kan di hari hari awal. Kakak kakakku tidak ada yang kuning. Ketika aku pulang dari RS juga sudah diperiksa dan hasilnya normal. Kemudian dokter Djatnika menunjukkan tanda tanda fisik aku sakit kuning, dengan menekan kening dan dadaku. Benar, meninggalkan warna kuning di daerah bekas tekanan. Dokter juga berkata, tingkat bilirubin yang tinggi juga mengakibatkan bayi mengantuk.  (hihi... aku juga tidur melulu). Selain itu, bila golongan darah ibu dan bayi berbeda, itu juga meningkatkan resiko sakit kuning. (Iyah, benar juga). Akhirnya, saat itu juga aku diambil darah dan dicek bilirubin. Wah ternyata tinggi. Hampir 14. Aku harus dirawat, mengingat usiaku yang sudah lebih dari 7 hari. Abi bertanya apa akibat atau bahaya dari sakit kuning ini ? Kata dokter bisa berakibat kerusakan otak dan gangguan pendengaran.
Waah serius sekali. Ummi dan Abi kaget. Bingung, kalau aku di rawat lagi, sekarang, malam ini aku harus tinggal di RS, Ummi dan Abi harus pulang.  Pasti mereka tidak tega meninggalkanku seorang diri. Pasti mereka sedih. Aku dapat merasakan dari pelukan Ummi yang seakan tak mau lepas dariku.

Dokter Djatnika dengan bijak memberikan pengertian. Bahwa bayi dirawat adalah hal yang biasa. Sepertiga sampai setengah bayi yang baru lahir, biasanya sakit kuning. (Tapi, ini pengalaman pertama buat Ummi dan Abi yang sudah punya anak lima !) Dokter Djatnika menyarankan Ummi dan Abi mencari second opinion (gratis) ke poliklinik anak sebelah. Dokternya perempuan. Kebetulan kosong. Ummi lupa namanya. Ibu dokter juga memberikan pandangan pandangan ke Abi. Akhirnya Abi dan Ummi menyerah, meninggalkan aku di rumah sakit untuk malam ini.
Aku di masukkan kamar rawat khusus bayi kuning di lantai 2. Aku disinar dengan sinar ultraviolet / bili-lamp. Malam itu Abi mengantar ASI yang sudah diperah Ummi. Besoknya pagi pagi sekali Ummi sudah datang lagi ke rumah sakit. Ummi tidak diijinkan masuk ruang perawatan kecuali pada jam bezoek / ketika aku menangis minta ASI. Maka Ummi menungguiku di ruang tunggu pasien ICU. Malam tidur di karpet. Pagi pagi Abi datang, melihatku dan membawakan pakaian bersih buat Ummi. Kemudian membeli sayur dan lauk matang di kantin RS AL Islam, dan Abi membawanya pulang untuk kakak kakakku. Alhamdulillah di hari ketiga aku boleh pulang. Terima kasih buat mereka yang berjasa :
  • Ummi dan Abi yang selalu menyayangiku dan memberikan yang terbaik untukku
  • Dokter Djatnika yang bijaksana dan sabar, dan Ibu dokter di poly sebelah. :)
  • Teteh teteh perawat di Al Islam yang dengan penuh kasih sayang memandikan aku dan mengganti popokku, serta memanggil Ummiku ketika aku perlu ASI
  • Amah Lela - teman Ummi yang bekerja di RSAI, yang bersedia jadi penjamin, sehingga aku masuk RS tanpa uang muka / uang jaminan
  • Teman teman Ummi dan Abi yang membezoek, baik teman kantor maupun teman mengaji, sehingga Ummi dan Abi tidak merasa sendiri.
foto diambil  dari sini

Maaf ya ceritanya panjang sekaliii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Om, Tante, Teman... silakan beri pesan / kesan buat Faiz yaa....
Terima kasiih... ^_^